Saturday, July 12, 2008

Mungkin Kita Belum Dewasa

Kok belum datang juga, ya? Saya yakin, pertanyaan itu banyak melingkupi para akhwat yang resah menanti jodoh. Kenapa saya hanya menyebut para akhwat? Jelas. Karena dalam masyarakat kita masih ada pandangan bahwa akhwat hanya boleh menunggu dan ikhwan lah yang memulai. Jadi, kalau ikhwan merasa sudah siap untuk menikah atau sudah menemukan pasangan hidup yang diinginkannya, ia tinggal mengajukan proposal. Hasilnya bagaimana, itu tergantung nanti. Yang penting kan akhwatnya sudah tahu kalau ada ikhwan yang mau serius dengannya. Bagaimana dengan akhwat? Memang ada yang bilang kalau akhwat pun boleh mengajukan proposal duluan, tapi adakah akhwat berani yang mau? Mungkin ada, tapi hanya satu dalam seribu. Sangat jarang lah akhwat yang mau mengajukan proposal duluan. Harga diri, tentu menjadi pertimbangan. Karena memang sangat jarang akhwat yang seperti Khadijah, bukan?

Kita lupakan saja soal itu. Sekarang yang menjadi soal adalah kenapa jodoh belum datang juga? Sewaktu saya masih di daerah dulu (di luar Jakarta), pikiran saya memang sangat naif. Saya pikir, seorang akhwat yang sudah lulus kuliah pasti akan langsung dilamar. Kenyataannya memang begitu. Banyak teman-teman dekat saya yang baru saja diwisuda sibuk mempertimbangkan lamaran yang datang. Ternyata tidak juga. Begitu saya kembali ke Jakarta, alangkah terkejutnya saya menemukan banyak akhwat yang sudah lama lulus dari kuliah, sudah bekerja dan sudah sangat siap menikah (dilihat dari umur) ternyata masih melajang. Tidak tanggung-tanggung usia mereka berkisar 28-30 tahun ke atas. Fenomena macam apa ini? Kalau di daerah, tentu saya akan sulit menemukan akhwat berusia di atas 28 masih melajang. Saya juga tidak tahu kenapa.

Ada teman saya yang bilang bahwa Allah akan memberikan kita jodoh kalau Dia menilai kita sudah dewasa. Saya tidak tahu teman saya itu mendapatkan sumber dari mana. Tapi ada benarnya juga. Saya bertanya kepadanya, definisi dewasa yang seperti apa? Teman saya mengedikkan bahu. Ia juga tidak tahu. Hanya Allah yang tahu. Pokoknya kalau Allah menganggap kita sudah dewasa, dia akan mempertemukan kita dengan jodoh kita. Begitu. Hmm, lalu saya mengamati seorang akhwat yang saya lihat sangat dewasa. Dia kalem, lembut dan sabar menghadapi binaan. Sepertinya dia sangat-sangat dewasa. Tapi kok dia belum menikah juga ya? Padahal dia sudah sekitar lima tahunan lulus dari kuliah. Lalu, apa yang kurang darinya? Lagi-lagi hanya Allah yang tahu.


Sekitar setahun kemudian baru saya tahu jawabnya. Akhwat itu akhirnya menikah, tapi pernikahannya ini sempat membuat kawan terdekatnya geleng-geleng kepala. Biasanya orang yang mau menikah itu (apalagi akhwat) dipusingkan oleh, apakah saya bisa menjadi istri yang baik? Apakah saya bisa patuh kepada suami? Apakah saya bisa menyenangkan suami? Apakah saya bisa menyelesaikan konflik dalam rumah tangga? Dan lain-lain. Tapi akhwat ini berbeda. Ia malah memusingkan segala pernak-pernik pernikahan yang harus berwarna biru, karena biru adalah warna kesukaannya. Saya jadi berpikir. Mungkin benar Allah baru memberinya jodoh sekarang. Lima tahun lalu, mungkin dia malah lebih tidak dewasa seperti sekarang. Allahu a’lam.

Satu contoh lain yang kembali membuat saya berpikir. Kali ini tentang seorang ikhwan yang sudah berumur di atas 30. Sudah seharusnya ia segera menikah, bukan? Dan biasanya orang yang sudah berusia di atas 30 tahun itu pemikirannya lebih matang sehingga tidak terlalu memikirkan hal-hal yang sepele dalam memilih calon pendamping. Tetapi ikhwan ini masih menyebutkan satu syarat sepele yang harus dipenuhi akhwat yang akan menjadi pendamping hidupnya. Akhwat itu harus berkulit putih! Berkulit putih? Tidak salah memang. Tapi apakah hanya akhwat yang berkulit putih saja yang cantik? Akhwat berkulit hitam pun banyak yang cantik. Dan jangan salah. Artis India itu kebanyakan berkulit hitam manis, Bung! So what?

Coba tanyakan kepada adik/keponakan/ siapa saja yang masih ABG di sekitar Anda. Seperti apa pacar yang diinginkannya? Mereka pasti akan menjawab: cakep (cantik), kaya, beken, pinter dan semua hal-hal duniawi lainnya.

Bandingkan dengan Anda. Apakah Anda masih memakai standar itu dalam memilih pendamping? Berarti pikiran Anda masih seperti adik/keponakan/ orang-orang yang ada di sekitar Anda yang masih ABG, bukan? Memang tidak salahnya kita memilih pendamping hidup seperti standar di atas. Agama baik, tapi status, fisik dan keturunan juga harus baik, dong. But, kita juga harus menilai diri kita sendiri. Intinya: berpijak pada realita lah! Apakah kita memang secantik Aisyah sehingga kita berhak mendapatkan Muhammad? Kalau iya, okeylah. Kalau tidak? Maka kita hanya seperti anak-anak belasan tahun yang hidup di dunia mimpi. Kembalilah kepada niat: untuk apa kita menikah. Itu saja.

Akhirnya, saya jadi tahu kenapa ikhwah (akhwat-ikhwan) di daerah lebih cepat menikah daripada di Jakarta. Karena memang ikhwah di daerah tidak begitu pemilih. Berkali-kali saya dihentakkan dengan berita seorang ikhwan yang melamar seorang akhwat yang berusia empat sampai lima tahun di atasnya. Padahal masih banyak akhwat yang lebih muda dan lebih cantik yang bisa ia pilih. Atau seorang akhwat yang rela menikah dengan seorang ikhwan yang belum berpenghasilan tetap. Pada akhirnya Allah jua yang mempermudah jalan mereka. Setelah menikah, bertubi-tubi tawaran bekerja datang kepada ikhwan yang telah menjadi suaminya itu. Subhanallah!

Apa yang saya sebutkan di atas hanyalah contoh kasus. Saya yakin di Jakarta pun banyak ikhwah yang berpikir dewasa sehingga ia mudah mendapatkan pasangan hidup. Saya sudah menemukannya, tapi memang saya lebih banyak menemukan yang masih lajang pada usia di atas 25 tahun. Dan di daerah pun ada ikhwah yang belum juga menikah padahal usianya terus menanjak. Entah apakah karena ia belum dewasa atau karena hal lain. Tapi saya yakin, orang di daerah itu memang lebih dewasa karena pikiran mereka masih sederhana. Saya jadi ingin kembali ke daerah biar cepat dapat jodoh. Atau mungkin kita memang harus menjadi dewasa dulu agar cepat mendapatkan jodoh?

Alia Hana
[alia_hana@telkom.net]

6 comments:

muslimah_pencariAllah said...

test

muslimah_pencariAllah said...

assalamu'alakum wr.wb

musti dimulai dari mana ya..
binun ana..

akhi benar2 aktif menulis sekali..salud n rasa hormat buat antum..

mambaca blog tentang ini.. jadi teringat beberapa hari yang lalu saat mentadaburi alqur'an..

di sana kutemukan ayat2 yang mungkin rasanya berhubungan degan posteling antum..

"laki-laki berzina tiada berkawin, melainkan dengan perempuan berzina pula, atau prempuan musyrik. perempuan berzina tiada berkawin, melainkan dgn laki2 berzina pula atau laki2 musyrik.. yang demikian itu di haramkan atas orang-orang yang beriman." [24:3]

"perempuan2 jahat untuk laki-laki jahat. laki2 jahat untuk prempuan2 jaat pula. perempuan2 baik untu laki-laki baik. laki2 baik untuk perempuan2 baik pula. mereka itu (orang2 baik) terlepas dari tuduhan yang mereka katakan. untuk mereka itu ampunan dan rezeki yang mulia." [24:26]

"hendaklah kamu kawinkan orang2 yang meranda di antaramu dan orang2 yang sholeh diantara hambaku yang laki2 dan hambaku yang prempuan. jika mereka itu orng miskin, Allah akan mengajakan mereka dengan karunia Nya, Allah luas (karuniaNya) lagi maha mengetahui" [24:32]


ngomong2...kalau gag salah setahun lebih yang lalu kalo gag salah,,ana pernah membaca sebuah buku..tahajud cinta kalo gag salah,,pkok nya itu buku ana dapet wktu dpet hadia penghargaan MTQ 2007 kalo gag salah, iyalah setahun yang lalu, kata2 yang pastinya gag ingat kali lah ya.. pokoknya kira2 begini:

"semua kebahagiaan dan kesedihan itu dari Allah. kalau semua usaha sudah di lakukan, serahkan semuanya kpd Allah. mintalah kesembuhan pada llah. PERSOALAN JODOH, KALAU KITA BERUSAHA JADI ORANG BAIK, ALLAH JUGA AKAN MEMBERI ORANG YANG BAIK. perbanyak sedekah, puasa sunnah n sholat malam jangan ketinggalan"

"cnta sebesar apapun kalau dijauhi karena kita mengharap ridha Allah pasti akan lenyap dari hati kita. percayalah, cinta manusia itu mudah layunya, gampang matinya. kamu gag inginkan hidupmu bahagia di dunia tapi di akhirat penuh siksaan?"

"kamu sendiri yang harus menyelesaikan. kamu sudah mencari2 jodohmu, tapi usahamu belum total. kamu hanya menggantungkan usahamu pada kemampuan lahir. kamu belum meminta pada Allah. shalat tahajudmu mungkin yang kurang. sebaiknya kamu perbanyak puasa sunnah, perbanyak sedekah dan shalat tahajud. kamu sudah ketemu dengan jodohmu. tapi waktunya belum pas"

atau ketika akau bimbang, apakah ana pantas mencintai seseorang ikhwan sementara umur ana baru 18 tahun. dan merasa masih belum pantas aja. seorang kakak kelas mengatakan padaku: "perbaharui niat hanya karena allah. just it"

begitulah mungkin smoga dapat jd pelajaran. wassalam.

muslimah_pencariAllah said...

hmmm...nikah..nikah..walimah..walimahan...

kerap bangett di telinga kita...


ku rasa gag ada salahnya berbagi pengalaman..maksudku...berbagi bacaan yang pernah ku baca beberapahari yang lalu... dalam sebuah buku "apa kata dunia jika akhwat jatuh cintA"

isi salah satunya begini niii...

"....
nah, akhwat yg ideal adlh mereka yg kgiatannya banyak, kuliah, kajiannya tidak pernah absen n lulusnya cepat..jika smuanya sudah tercapai, insyaallah, nikahnya juga cepat. (harapan setiap akhwat kan..?:-) )..tapi kalo pun tdk, mk ia hrus bersabar n sll istiqomah. (dunia belum kiamat ukh!) karena ada bberapa akhwat yg ketika sudah lulus n bkerja nmun jodohnya tidak kunjung datang, ia kmudian asal saja menikah dgn orang yg sembarangan. Istiqomahlah wahai ukhti..saya bahkan terkejut ketika ada seorang akhwat yang tidak kunjung menikah lalu berkata:
"jangan salahkan saya wahai para ikhwan jika saya nanti menikah dengan lelaki yg bukan ikhwan...!"
masya allah! bersabarlah ukhti...yakinlah bahwa walaupun ternyata jodoh kita tidak datang jua sampai umur kita udah uzur, Allah akan memberikan jodoh yang terbaik di surga nanti. Insya Allah jika kita bersabar, allah akan memberikan gantinya. saya mengenal seorang akhwat yang tetap bersabar menunggu jodoh,walaupun sudah banyak temen2nya yang menjalani biduk pernikahan. Akhirnya karena kesabarannya itu ia mendapatkan jodoh yg tbaik, seorang ustadz lulusan Timur tengah datang melamarnya...."


gitulah yang saya baca..smoga bisa jadi pelajaran berharga buat kita smua muslim muslimin sedunia...


teitan_tantei@yahoo.co.id

muslimah_pencariAllah said...

aslmlkum..
ikhwah fillah...

berbagi pengalaman kembali,...


masih soal buku nya MUhsin suny M di "apa kata dunia, jika akhwat jatuh cinta?"

di sub judulnya.."PALING PAS DIJADIKAN ISTERI"

isinya tuh begini... (afwan bagi yang uda pernah baca, anggap aja kita meriview kembali"

banyak sekali pertimbangan seorang laki2 dalam mencari istri,TERUTAMA MEREKA YG TDK MEMAHAMI HAKEKAT PERNIKAHAN. merekamenganggap pernikahan hanya sebatas egalisasi hubungan intim, tidak lebih. maka dalam memilih jodoh, mereka hanya berpedoman,"saya harus cari istri yang mampu membuat saya puas di tempat tidur". memang pedoman spt ini tdk spnuhnya salah, tp jg tdk bs dkatakan baik spenuhnya.

memilih istri sangatlah mudah,TERUTAMA BAGI SEORANG LAKI2 YANG TELAH SEMPURNA FISIK N MENTALNYA.tetapi mencari ibu yg baik bagi anak2 kita tidaklah mudah. tdk smua isteri bs menjadi ibu yg baikm bg anak2 kita.berbeda jika sejak awal menikah kita sudah punya tekad utk mcari ibu yg baik bg anak2, bukannya mcari isteri.

atas dasar itulah,WAJIB BAGI PARA LELAKI UNTUK MENCARI ISTERI YANG 'SIAP PAKAI'. jangan mencari istri yang 'setengah matang' atau bahkan yg 'mentah'. sebab setelah menikah kita tidak punya waktu lagi utk mendidik merek mjadi matang. jika isteri kita sudah matang baik jasady-nya atau ruhiyah-nya,maka tugas kita sbg pencari nafkah akan lancar.memang mencari isteri yang sudah 'matang' lebih sulit daripada mencarai istri yang 'mentah' atau 'setengah mentah'. jenis isteri yang kedua ini bisa kita dapatkan dimana saja. tetapi untuk jenis yang pertama tidak bisa kita dapatkan di sembarang tempat. jika kita mencari isteri di tempat sampah,maka yg kita dapatkan pun adalah seonggok sampah. tapi jika kita mencari isteri di dasar samudra biru, maka yang kita dapatkan adalah mutiara berharga.

seorang teman pernah berkata,
"saya akan mencari isteri yang sesuai dg selera tinggi. kriterianya: tidak gemuk (berat ideal),kulit kuning bersih,wajah tidak atraktif (misalnya gigi maju,hidung pesek dll), tinggi 160 cm ke atas, pokoknya siplah"

ketika saya bertanya, "apa kamu tidak ingin istri yang sholihah?"

ia menjawab,"masalah agama khan nanti bisa saya didik sendiri di rumah.jadi niat saya adalah menghijrahkan wanita biasa menjadi seorang akhwat sholihah. sekali dayug dua tiga pulau terlampaui.sekali jalan dua ibadah, menikah dan berdakwah bisa saya dapatkan."

tetapi apa yg terjadi kmudian?
betul ia mendapatkan istri yg cantik, wlaupun tingginya tidak sesuai harapan. tetapi setelah bertahun2 menikah, isterinya tidak juga memakai busana muslimah. ia bahkan berusaha mengejar mode,tampil wah, memamerkan aurat dan glamour. ketika saya tanyakan tentang tujuan pernikahan plus dakwahnya dulu, ia menjawab:

"ternyata tidak mudah ya mendidik seorang isteri? saya sampai hampir marah2 setiap hari, tetapi sepertinya WIBAWA SAYA SEBAGAI SUAMI TIDAK ADA. ia tidak pernah mendengarkan nasehat dan dalil2 yg saya utarakan. banyak sekali alasan yang di kemukakan, jadi kelihatan jeleklah, gerahlah, kayak ibu hamil lah dsb. tidak semudah yang saya bayangkan dulu." Nah lho...

so, BUAT PARA IKHWAN carilah isteri yang siap pakai shg ketika menikah kita tidak lagi berpikir utk mendidik isteri. karena isteri kita sudah terdidik sejak awal. kita juga tidak perlu menceramahinya banyak2 karena ia sudah banyak memakan banyak materi keagamaan.paling-paling kita sekedar mengarahkan dan mengingatkannya sekali-dua ketika ia khilaf. karena kita tidak lagi perlu untuk mepermak isteri, maka waktu kita bisa lebih banyak kita gunakan untuk mencari nafkah dan dakwah di luar. berbeda jika isteri kita beum siap pakai, banyak waktu kita terbuang hanya untuk berbenah diri dan keluarga.

SIAPAKAH ISTERI YANG SIAP PAKAI ITU?
tidak lain dan tidak bukan adalah para akhwat.
mengapa ?
karena mereka adalah generasi robbani yg sudah makan asam garam dakwah sejak dari kuliah, bahkan ada yang sejak dari SMU.
MEREKA ADALAH WANITA2 SUCI YANG BELUM PERNAH TERJAMAH OLEH LELAKI MANAPUN.dan yang terpenting, KITA TIDAK PERLU LAGI BANYAK2 MEMBERIKAN PETUAH AGAMA KEPADA MEREKA KARENA MEREKA ADALAH WANITA2 SHOLIHAH.


hmmm...spt itulah yang saya dapatkan dari buku itu...smoga ada manfaatnya buat kita smua...



ma_hidayah@yahoo.co.id

muslimah_pencariAllah said...

hmmm...


btw soal walimah...

saya punya pengalaman or dapet sharing pengalaman dari someone and something...

saya sendiri juga termasuk yang sering dapett komentar:::
"wah,,kamu ini temenku yang unik..apa lagi mengingat di umur segini...kalu yang lain mikirin soal kerjaan or apalah...lah kamu mikir soal nikah n anak2 karena jiwa keibuanmu yang sering membuncah""


tapi dari difference ini saya jadi dapett pengalaman yang menarik juga buat saya..

satu contoh...
pernah saya diskusi ama seorang ikhwan yang sekarang usianya 23 tahun...dia seorang ikhwan yang aktif...anggota ICMI--ikatan cendikiawan muslim indonesia- jg kykny...sedang mempersiapkan ujian akhir kuliahnya alias wisuda..
wah..yang menarik,,saat dia tau saya punya cita2 sejak kecil pengen jadi istri sholihah dari ikhwan yang taat. n buku2 [ernikahan adalah santapan kesuakaan saya..dia nanya soal umur n opini saya tentang nikah dini..n gimana ama ortu saya?

ya saya jawab kalo saya malu ngomongnya karena masih 18 tahun dan soal opini, saya bilang di buku ada 2 pendapat..ada yang setuju...ada yang lebih baik prioritas aktif kuliah n organisasi dulu...
lah kalo saya mah ikut yang opini yang kedua..soal nikah, asal jangan lewat umur 25 kalau bisa...
soalnya juga orang tua juga pengen saya kuliah dulu..kerja nyekolahin adek..

lah dia malah blg kalu dia udah dapet izin sekarang dari ortu, walnya ortunya gag kasih, tapi setelah dia menjelaskan kondidinya (yang saya sendiri gag tau apa kondisi ikhwan tsb)..akhirnya ortunya mengijinkan..
teringat ketika dia bilang
"permasalahan kita sama dek.ortu pengen kita kerja dulu sekolahin adek2 kita.makanya abang giat ngirim duit ke adeknya abang n ke mereka (ortunya)..n tentunya doa ,tahajud dan dhuha jangan ampe ketinggalan.alhamdulillah dapet ijin juga"

dan dia bilang tinggal cari n ngajuin proposalnya aja lagi..

hmm...spt nya memang dewasa bgt,, bahkan saat dia mendapat musibah berubi2 soal materi dia masih adem ayem aja,tenang2 aja..inii bukan dia yang bilang, tapi penilaian keluarganya n saya sendiri tentunya...

wah wah, bisa kita ambil ibrohnya...

dari situ aja kita bisa mabil pelajaran kan??

tapi ada hubungannya ni ama kisah ikhwan di novelnya taufiqurrahman--makrifat cinta---best seller---smoga udah pada baca yaaa...

dia bimbang memilih siapa yg mesti jadi pendamping hidupnya...akhirnya dia mendapatkan isteri dimana sebelum menikah dengan ikhwan tsb, dia adalah kristiani yang taat kmudian masuk islam masuk ke pesantren n mjd muslimah yang taat juga...tapi juga sering bangett diskusi soal agama ama ikhwan tsb...ternyata hakekat menikah yah bukan hanya nikah doang aja..ato menuhin setengah agama..tapi juga mjd imam yang mampu mengarahkan, menjadi pelindung,dsb dsb (baca aja deh novelnya, bangett2 manfaatnya...serius mah)

atao masih ingat azam dalam novel Ketika cinta bertasbih jilid 1-2??...ternyata sulit banget mencari isteri...banyak bangett tantangannya ...banyak bangett cobaan n ujiannya... (bisa didalami dgn baca novelnya...wah promosi niyyy...)

pokoknya gitulah...sip ya...


smoga bermanfaat..

aslmlkm....

Vina linda qotrunnada said...

Makasih kakak semuanya.. sangat bermanfaat.. jazakallah

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template