Friday, July 18, 2008

1 jawaban atas 3 pertanyaan

Sumber : Milis Geram06
Pengirim : fachrie_230389@yahoo.co.id

Tersebutlah seorang santri yang sangat cerdas dan sangat luas pengetahuannya. Ia sudah lama tinggal di pondok pesantren tempat ia menimba ilmu.

Hingga pada suatu hari ia menyelesaikan pendidikannya di ponpes tersebut dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke Amerika. Banyak sekali hal-hal baru yang ia dapatkan selama disana.

Sepulangnya dari menempuh pendidikan di negeri orang, Ia pun pulang ke kampung halaman dengan penuh rasa bangga. Ternyata, keberadaannya yang cukup lama di Amerika telah mempengaruhi kualitas akhlaqnya. Ia menjadi angkuh dan gaya bicaranya pun sudah dicampuri dengan bahasa Inggris dan kata-kata ilmiah (tujuannya supaya orang menjadi kagum pada dirinya atas kepandaiannya) .

Beberapa hari di rumah, ia pun merasa bosan, dan akhirnya memutuskan untuk mengunjungi pondok pesantren tempat ia menimba ilmu dahulu. Setibanya disana, ia langsung mengunjungi rumah seorang kiyai yang dulu adalah gurunya.

"Assalaamu'alaykum, kiyai", ucapnya.

"Wa'alaykumussalaam nak. Alhamdulillah, Allah masih mengizinkan kita bertemu", jawab pak kiyai.

Dengan nada yang sedikit angkuh, ia berkata kepada pak kiyai,"Pak kiyai, saya memiliki 3 buah pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada pak kiyai. Tapi saya ragu pak kiyai mampu menjawabnya, sebab pertanyaan ini sangat sulit, bahkan beberapa profesor yang saya tanyakanpun tidak mampu menjawabnya. "

"Insya Allah saya akan coba jawab semampu saya", jawab kiyai.

Lalu sang santri pun berkata,"Pertanyaan pertama, jika Allah itu benar2 ada, tunjukkan kepada saya wujud Allah. Kedua, apa itu takdir?. dan yang ketiga, Kita tahu bahwa syaithan itu diciptakan dari api, tapi mengapa Allah menghukum mereka juga dengan api? bukankah itu tidak akan menyakiti mereka.


Belum kering bibir sang santri, tiba-tiba sang kiyai langsung MENAMPAR pipi sang santri.

Dengan sangat terkejut, santri itu bertanya,"Kenapa pak kiyai menampar pipi saya?".....

Sang kiyai pun langsung dengan tegas menjawab, "Apa yang kamu rasakan setelah saya menampar pipimu?, sakit bukan?".

"Tentu saja kiyai", jawab sang santri lirih.

"Kamu percaya kalau rasa sakit itu ada?", tanya kiyai.

"Iya, saya percaya", jawab sang santri.

"Nah, coba tunjukkan kepada saya rasa sakit itu !", tambah kiyai.

"nnngggggg.. .......", sang santri tidak bisa berkata apa-apa.

"Itu jawaban untuk pertanyaan pertama", tambah kiyai.

"Lalu, apakah kamu pernah bermimpi atau membayangkan kalau kamu akan
saya tampar hari ini?", tanya sang kiyai lagi.

"Tidak kiyai," jawab sang santri.

"Nah, itu jawaban pertanyaan kedua", kata kiyai.

"Nak, kamu pasti tahu kalau tangan yang saya pakai untuk menamparmu
tadi terbuat dari TANAH", sang kiyai berkata kembali.

"Tentu dari tanah, kiyai", jawab sang santri sekali lagi.

"Dan saya tanya sekali lagi, pipimu yang saya tampar tadi terbuat dari
apa?", sang kiayi balik bertanya lagi.

"mmmm.... dari tanah juga", jawab sang santri untuk ke sekian kali.

"Nak, itulah jawaban untuk pertanyaan yang ketiga", sang kiyai
menyudahi pertanyaannya.

Akhirnya sang santri itupun tersadarkan kembali akan kesombongannya
selama ini.

************ *TAMAT*** ********* *


1 comments:

muslimah_pencariAllah said...

assalmu'alikukm.
astagfirullahal'azime. semoga aku, kamu dan kitasemua terhindar dari bahaya keragu-raguan..
sesungguhnya keragu-raguan berasal dari syaithon.
na'uzubillah summa na'uzubillah

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template