Tuesday, May 13, 2008

Adakah Perbedaan Mendasar Antara Gerakan Salafi yang Marak Menuduh Sesat Gerakan Islam?

Assalamualaikum 'Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Alhamdulilahi Rabbil 'alamin, wash-shalatu was-salamu 'alaa Sayyidina Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihihi ajma'in, wa ba'du

Islam adalah agama rahmah atau kasih sayang. Dan disebarkan ke seluruh dunia juga dengan prinsip kasih sayang. Citra Islam yang merupakan agama kasih sayang itu kemudian melekat erat di mata manusia sedunia, sehingga dengan mudah Islam menembus berbagai macam etnis, budaya, suku, ras dan negara.

Berbagai macam perbedaan yang secara fitrah ada di tengah umat manusia bisa diakomodir dengan baik di dalam agama Islam. Asalkan ketika memahami Islam dilakukan dengan cara menyeluruh, tidak sepotong-sepotong. Sehingga wajah asli dari agama Islam ini bisa nampak dengan baik.

Adapun kebiasaan sebagian dari elemen umat yang suka melakukan gaya dakwah dengan cara menyudutkan, mentahzir atau mungkin hingga memaki dan menjelek-jelekkan, rasanya memang kurang mencerminkan cotnoh gaya dakwah Islam yang diperlihatkan oleh Rasulullah SAW. Kalau hanya sekedar menunjukkan kesalahan atau kekurangan pihak lain, siapapun bisa dengan mudah melakukannya. Tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana pesan dakwah itu bisa sampai engan baik dan sempurna, tanpa harus membuat objek dakwah itu merasa dipojokkan, dipersalahkan dan dipermalukan.

Pendekatan yang seharusnya dilakukan adalah pendekatan yang seandainya kita sendiri yang dikoreksi, kita pun masih tetap akan merasa nyaman. Tidak merasa sakit hati apalagi

sampai merasa dihina. Beliau SAW adalah tipe seorang da'i sejati yang punya segudang kesabaran, ulet, tidak lekas naik pitam dan masih mampu tersenyum meski dihina dan diejek. Sebaliknya, kita tidak pernah mendengar beliau memaki-maki atau menghina kaumnya, apalagi menguliti aibnya satu persatu di depan publik. Demi Allah, sikap seperti itu belum pernah dilakukan oleh beliau.

Dengan kelembutan hati dan kesabaran beliau, hati seorang Umar bisa luluh dan jatuh bersimpuh ke haribaan Islam. Demikian juga yang terjadi pada para pembesar Quraisy lainnya. Satu per satu akhirnya mereka bisa menggapai hidayah, karena hati mereka semakin tentram dan damai selama bersinggungan dengan dakwah nabi. Tidak ada yang merasa disakiti hatinya, karena dakwah nabi SAW itu mengajak bukan mengejek, memotivasi bukan menghakimi.

Agaknya, kita semua perlu meresapi kembali teladan yang telah dipraktekkan langsung oleh Rasulullah SAW, agar wajah Islam bisa dipandang dengan lebih akrab, menyentuh kalbu dan simpatik.

Sedangkan bila kita masih menyaksikan sebagian dari saudara kita yang kurang meresapi gaya dakwah Rasulullah SAW ini, kita harus bersabar dan memaklumi. Tidak perlu menanggapinya dengan emosi atau sakit hati. Barangkali niat mereka baik, hanya saja cara-cara yang mereka lakukan masih perlu disempurnakan. Tidak salah kalau kita justru mendekati dan membangun tali silaturrahmi dengan mereka. Barangkali benar pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang. Barangkali kalau kita datang bersilaturrahmi, mendekati dengan simpati dan meningkatkan nilai ukhuwah sesama muslim, salah prasangka dan kecurigaan yang selama ini akan berkurang. Insya Allah kita tidak akan terlalu mudah untuk membuka kekurangan atau aib sesama saudara kita sendiri di hadapan umum, karena hubungan yang mesra yang sudah terjalin sebelumnya. Di dalam Al-Quran Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS Al-Hujurat: 12)

Kita pun tahu bahwa masing-masing elemen umat Islam punya kelebihan dan kekurangan sekaligus. Ada yang punya konsentrasi kuat pada masalah pembersihan aqidah. Ada yang punya kemampuan lebih dalam bidang syariah, politik, ekonomi, budaya dan lain-lainnya. Alangkah indahnya bila masing-masing kita saling berkolaborasi dan bersinergi. Yang satu saling melengkapi kekurangan yang lain dengan sepenuh kemesraan. Agar lahir umat yang kuat dan berwibawa sebagaimana kita dambakan bersama. Dan kita menjauhi prasangka yang hanya akan melahirkan dosa. Juga menjauhhi dari sikap untuk mencari-cari keburukan atau menggunjingkan sesama saudara sendiri. Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS Al-Hujurat: 13)

Semoga Allah SWT menghimpun hati kita dalam cinta kasih dan ketaatan kepada-Nya dan melanggengkan cinta kasih di antara sesama muslim dalam ikatan yang kuat. Serta memasukkan kita semua ke dalam surga-Nya. Amien Ya Rabbal Alamin.

Wallahu A'lam Bish-Showab,
Wassalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Ahmad Sarwat, Lc.

0 comments:

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template